Lemuria/mu merupakan
peradaban kuno yang muncul terlebih dahulu sebelum Atlantis. Para
peneliti menempatkan era peradaban Lemuria/mu disekitar 75.000 SM – 11.000 SM.
Jika kita lihat dari periode itu, Bangsa Atlantis dan Lemuria/mu seharusnya
pernah hidup bersama selama ribuan tahun lamanya.
Gagasan Benua Lemuria/mu seharusnya terlebih dahulu eksis dibanding
peradaban Atlantis dan Mesir Kuno dapat kita peroleh penjelasannya dari sebuah
karya Augustus Le Plongeon (1826-1908), seorang peneliti dan penulis pada abad
ke-19 mengadakan penelitian terhadap situs-situs purbakala peninggalan bangsa
Maya diYucatan. Informasi tersebut diperoleh setelah
keberhasilan menerjemahkan beberapa lembaran catatan kuno peninggalan bangsa
Maya. Dari hasil terjemahannya, diperoleh beberapa informasi yang menunjukkan
hasil bahwa Bangsa Lemuria/mu memang berusia lebih tua daripada peradaban nenek
moyang mereka (Atlantis). Namun dikatakan juga, bahwa mereka pernah hidup dalam
periode waktu yang sama, sebelum kemudian sebuah bencana gempa bumi dan air bah
dahsyat meluluh lantahkan dan menenggelamkan kedua peradaban maju masa silam
tersebut.
Hingga saat ini, letak dari benua Lemuria/mu pada masa silam masih menjadi
sebuah kontroversi, namun berdasarkan bukti arkeolog dan beberapa teori yang
dikemukakan oleh para peneliti, kemungkinan besar peradaban tersebut berlokasi
di Samudera Pasifik (sekitar Indonesia sekarang). Banyak arkeolog mempercayai
bahwa Easter Island yang misterius itu merupakan bagian dari
Benua Lemuria. Hal ini jika dipandang dari ratusan patung batu kolosal yang
mengitari pulau dan beberapa catatan kuno yang terukir pada beberapa artefak
yang mengacu pada bekas-bekas peninggalan peradaban maju pada masa silam.
Mitologi turun temurun para suku Maori dan Samoa yang menetap dipulau-pulau
disekitar Samudera Pasifik juga menyebutkan bahwa dahulu kala pernah ada sebuah
daratan besar di Pasifik yang hancur diterjang oleh gelombang pasang air laut
dahsyat (tsunami), namun sebelumnya bangsa mereka telah hancur terlebih dahulu
akibat peperangan.
Keadaan Lemuria/mu sendiri digambarkan sangat mirip dengan peradaban
Atlantis, memiliki tanah yang subur, masyarakat yang makmur dan penguasaan
terhadap beberapa cabang ilmu pengetahuan yang mendalam. Faktor-faktor tersebut
tentunya menjadi sebuah landasan pokok bagi bangsa Lemuria/mu untuk berkembang
pesat menjadi sebuah peradaban yang maju dan memiliki banyak ahli/ilmuwan yang
dapat menciptakan suatu terobosan baru dalam ilmu pengetahuan dan teknologi
mereka. Seperti banyak diketemukan oleh beberapa pakar spiritual dan arkeologi,
bahwa bangsa lemuria/mu dan Atlantean menggunakan crystal secara intensif dalam
kehidupan mereka. Edgar Cayce, seorang spiritual Amerika melalui
channelingnya berkali-kali mengungkapkan hal yang sama.
Kuil-kuil Lemuria dan Atlantis menempatkan sebuah crystal generator raksasa
yang dikelilingi crystal-crystal lain, baik sebagai sumber tenaga maupun guna
berbagai penyembuhan. Banyak info mengenai Atlantis dan Lemuria/mu diperoleh
dengan meng-channel crystal-srystal ‘old soul’ yang pernah dipergunakan
pada kedua zaman ini. Namun, berbeda dengan bangsa Atlantis yang lebih
mengandalkan fisik, teknologi dan gemar berperang, Bangsa Lemuria justru
dipercaya sebagai manusia-manusia dengan tingkat evolusi dan spiritual yang
tinggi, sangat damai dan bermoral. Menurut Edgar Cayce, munculnya Atlantis
sebagai suatu peradaban super power pada saat itu (kalau sekarang mirip Amerika
Serikat) membuat mereka sangat ingin menaklukkan bangsa-bangsa didunia,
diantaranya Yunani dan Lemuria yang dipandang oleh para Atlantean sebagai
peradaban yang kuat.
Berbekal peralatan perang yang canggih serta strategi perang yang baik, invansi
Atlantis ke Lemuria berjalan seperti yang diharapkan. Karena sifat dari
Lemuria./u yang menjunjungi tinggi konsep perdamaian, mereka tidak dibekali
dengan teknologi perang secanggih Atlantean, sehingga dalam sekejap, Lemuria/mu
pun jatuh ke tangan Atlantis. Para Lemuria/mu yang berada dalam kondisi
terdesak, akhirnya banyak meninggalkan bumi untuk mencari tempat tinggal baru
di planet lain yang memiliki karakteristik mirip bumi, mungkin keberadaan
mereka saat ini belum kita ketahui (ada yang mengatakan saat ini mereka tinggal
di Planet Erra/ Terra digugus bintang Pleiades).
Mungkin kisah para Lemuria/mu yang meninggalkan bumi untuk menetap di
planet lain sedikit tidak masuk akal, tapi perlu kita ketahui bahwa teknologi
mereka pada saat itu sudah sangat maju, penguasaan teknologi penjelajahan luar
angkasa mungkin telah dapat mereka realisasikan di jauh-jauh hari. Tentunya
penguasaan teknologi yang sama pada era peradaban kita ini, belum bisa
disandingkan dengan kemajuan teknologi yang mereka ciptakan.
Dari sekelumit kisah yang terurai diatas, dapat ditarik kesimpulan bahwa
para Lemurian tidak musnah oleh bencana gempa bumi dan air bah seperti yang
dialami oelh para Atlantean, namun karena peranglah yang membuat sebagian dari
mereka berguguran. Sementara semenjak kekalahannya oleh bangsa Atlantis,
otomatis wilayah Lemuria/mu dikuasai oelh para Atlantean, sampai saat akhirnya
daratan itu diterpa oleh bencana yang sangat dahsyat yang kemudian
menenggelamkan bersama beberapa daratan lainnya, termasuk diantaranya Atlantis
itu sendiri.
Bangsa Lemuria/mu sebenar bisa dikatakan bangsa yang juga mengagungkan
keberadaan Matahari sebagai dewa atau penolong mereka. Menurut Churchward,
hampir seluruh peradaban Lemuria/mu tinggal di rumah dengan atap yang tembus
pandang. Mereka selalu bebas dari stress dan penyakit, serta mampu berusia
hingga ratusan tahun. Mengembangkan kemampuan E.S.P-nya (Extrasensory
Perception—indra ke-6) selama hampir 40.000 tahun dan digunakan dalam
pergaulan sehari-hari serta dalam penelitian-penelitian. Dengan evolusi kemampuan
selama berabad-abad, bangsa Mu memperoleh reputasi sebagai ahli telepati,
berpindah tempat antar bintang, dan teleportasi. Semua ini menyebabkan tidak
dibutuhkan kendaraan pada peradaban mereka. Hampir semua ilmuwan yang menulis
kisah tentang bangsa Lemuria/mu mengatakan bahwa mereka secara umum merupakan
bangsa yang vegetarian, hidup bercocok tanam, hidup di luar (outdoor), memiliki
budaya untuk hidup seimbang dengan alam dan bumi, serta hanya menggunakan
sedikit teknologi keilmuan. Bangsa Lemuria lebih berkonsentrasi dalam
bermeditasi dan pengembangan ESP. Rata-rata Bangsa Lemuria/mu tidak berminat
pada teknologi Bangsa Atlantis dan lebih memilih untuk bereksperimen dengan
energi psikis untuk memindahkan objek (dibuktikan oleh Uri Gellar dalam risetnya
di Stanford University pada tahun 1970-an), meskipun mereka juga menggunakan
gelombang dengan frekwensi tinggi, tenaga matahari, energi crystal, dan
teleportasi untuk membuat dan memindahkan objek.
Sebuah laporan mendekripsikan ujian-ujian yang harus dilakukan sebelum
menikah pada bangsa Lemuria (ditulis oleh seorang pria bernama Cerve, seorang
ahli sejarah Resucrucian). Para tetua menyuruh pria dan wanita untuk memberikan
semua harta bendanya hingga mereka tidak memiliki apa pun—tanpa pakaian,
makanan, rumah/ tempat tinggal untuk berteduh, ataupun alat-alat. Wanita dan
pria itu kemudian ditinggalkan di hutan belantara selama sebulan (28 hari)
tanpa pakaian. Dalam jangka waktu itu, mereka harus membuat tempat berteduh,
membuat sendiri pakaian mereka, mencari makanan mereka sendiri, membuat
peralatan, dan memberikannya untuk pasangannya tanpa terlibat dalam adu
argument dan tanpa ada pikiran buruk antara mereka berdua. Jika mereka dapat
melalui ujian test tersebut, maka mereka akan di nikahkan dan harta benda mereka
yang sebelumnya akan dikembalikan kepada mereka. Namun, jika ujian test
tersebut gagal mereka jalankan, maka mereka tidak akan dinikahkan.
Migrasi Bangsa
Lemuria bermigrasi dari Benua Mid-Pasifik ke Benua Atlantis dimana mereka
dikabarkan berevolusi menuju kesempurnaan. Bukti-bukti peninggalan
menggambarkan adanya penemuan-penemuan yang mengagumkan, yang tampak seperti
cerita fiksi ilmiah. Lampu yang menyala terang selama ribuan tahun tanpa
dirawat, yang diceritakan oleh banyak sekali penulis kini, adalah salah satu
peninggalan dari Atlantis. Beberapa dari “lampu ajaib” ini masih menyala ketika
penjelajah Spanyol menemukannya di pelosok hutan Amazon dari 10.000 tahun
kemudian! (didokumentasikan dalam buku Robber Charroux’s). Peneliti sejarah
kuno menemukan “lampu ajaib” masih menyala di Mesir (yang merupakan koloni
Atlantis yang bernama Luxor) lebih dari 9 abad setelah banjir, di pintu kuil
yang dilaporkan dapat membuka dan menutup secara otomatis, dan di jaga oleh
robot-robot.
Kota Crystal Atlantis Penemuan ini didapatkan dalam dokumen kuno yang
dibuat oleh Robert Charmux Sama menakjubkannya dengan penemuan kota yang
terendam dibawah air yang terletak di kepulauan Bahama oleh lima orang penyelam
pada tahun 1970. piramida dengan corak emas yang megah dikelilingi oleh
kubah-kubah, bangunan-bangunan persegi panjang, peralatan-peralatan metal yang
tidak teridentifikasi, dan patung yang diatasnya terdapat misterius yang berisi
7 miniatur piramida. Crystal tersebut, dibawa ke permukaan oleh Dr. Ray Brown,
memperkuat energi yang melewatinya, memancarkan cahaya yang menyembuhkan
penyakit, dan dibuat dengan metode yang masih tidak diketahui oleh para ilmuwan
yang menelitinya. Crystal tersebut ditemukan pada ruangan yang bersinar secara
misterius didalam piramid bawah air dengan peralatan semacam pistol cahaya yang
menyinarinya. Kamera Kirlian, yang dapat merekam gambar-gambar diluar batas
kemampuan manusia, menampakkan sebuah mata didalam crystal yang tidak tampak
oleh mata telanjang.
Masih belum diketahui teknologi mana yang dapat membuat jalanan campuran
antara aspal dan krikil yang rata sejauh ratusan mil yang tetap utuh dalam
kondisi lebih dari 10.000 tahun kemudian. Jalan ini ditemuakan di bawah air,
pada pantai timur olehjkapal selam penyelam dalam Aluminaut, dan mengandung
magnesium oxide.
Pada tahun 1977, terjadi sebuah kejadian misterius di Samudera Atlantik
yang berhubungan dengan teknologi yang tidak diketahui. Sebuah piramida
setinggi 650 kaki secara misterius bercahaya, dengan air berwarna putih yang
berkilauan yang berubah menjadi hijau. Sebuah warna yang kontras dengan
gelapnya air pada kedalaman laut. Penemuan itu difoto oleh Arl Marahall pada
ekspedisi Cay Sal.
Foto-foto Dr. William Bell’s 1958 yang diambil pada dasar samudera Atlantik
menunjukkan sebuah puncak menara berukuran sekitar 6 kaki muncul di sebuah
dasar yang menyerupai roda gigi dengan sinar yang aneh keluar dari dasar
lubang, apakah ini merupakan bekas “lampu abadi” yang sering dituliskan oleh
peneliti-peneliti kuno. “lampu abadi” itu diberi tenaga oleh sebuah tenaga
kosmik interdimensi yang diambil keluar dari atmosfir oleh sebuah bentuk
konduktor crystal pada puncak piramid/ gedung? Piramida yang lebih besar dari
gedung-gedung yang pernah dibuat di dunia pada masa modern telah ditemukan pada
dasar samudera Atlantik, di China, dan di Mesir belum dapat disaingi teknologi
kita. Piramida-piramida ini memiliki semacam semen yang diakui oleh
peneliti-peneliti kita jauh lebih baik dari yang kita gunakan sekarang.
Tulisan-tulisan kuno menyebutkan bahwa piramida dilambangkan sebagai kapsul
waktu yang berisi sejarah dan teknologi dari kerajaan Matahari dan teknologi
Atlantis. Sebuah piramida yang sangat besar, di kedalaman 10.000 kaki pada
samudera Atlantik, dilaporkan telah ditemukan dengan kristal yang
berdenyut-denyut dipuncaknya, oleh ekpedisi Tony Benik. Grup ini juga menemukan
sebuah lembaran kristal, dan mengatakan jika seberkas cahaya dipancarkan
melaluinya, akan tampak tulisan misterius didalamnya. Lebih banyak lagi
piramid-piramid bawah air yang ditemukan di Amerika Tengah, Yukatan, dan
Louisiana, dimana puncaknya juga ditemukan di selat Florida. Sebuah bangunan
pualam bergaya Mesir ditemukan diantara Florida dan Kuba. Adakah hubungannya
dengan tiang yang memancarkan energi yang ditemukan oleh Dr, zink di Bahama
pada tahun 1957? Zink juga membawa barang-barang temuan yang diambil dalam
penyelam ke laut Atlantik, dan telah diinterview oleh agen Mind Internasional,
Steve Forsberg.
Salah satu penemuan yang menakjubkan dari dasar Samudera Atlantik
dilaporkan oleh kru Kapten Reyes pada kapal penyelamat “Talia” dari Spanyol.
Mereka merekam bermil-mil kuil berpilar, patung-patung, dan jalan besar yang
berliku, dengan jalan-jalan kecil bercabang keluar dari pusat seperti ruji pada
roda, serta kuil dan piramid yang sangat megah. Dari kota ini, seperti kota
yang ditemukan di perairan Spanyol oleh ekspedisi Dr. Maxine Asher dan kemudian
ditemukan oleh ekpedisi Professor Akayonove (semua didokumentasikan dalam foto)
menunjukkan kesamaan dengan dekripsi Plato tentang Atlantis. Lebih dari 30
reruntuhan yang berbeda telah diketemukan di dasar laut Atlantik sejak tahun
1956, dan dalam perpustakaan kuno, beberapa peta tua menunjukkan Atlantis dan
laut penghubungnya telah ditemukan. Pulau yang diketahui sebagai ibu kota dari
negara pada benua yang menyebar dari Afrika Utara dan Eropa menuju Florida
dengan iklim tropis pada pantai barat dan selatan, serta iklim dingin pada
bagian utara dan timur. Menurut Plato dan ahli-ahli sejarah lainnya, Atlantis
memiliki pemerintahan yang paling maju dan damai di dunia pada puncaknya. Dan
selama ribuan tahun bumi berada dalam masa damai dengan bentuk sistem politik
yang belum ada tandingannya. Ahli-ahli sejarah dan pertualang yang dihormati,
seperti Diodorus, Kantor, Marcellinus, Proculus, Plutarch, Herodotus,
Timagenus, Aelenus, Theopompos, dan lebih banyak lagi. Semuanya menuliskan
tentang Atlantis yang mereka percaya sebagai sebuah peradaban yang benar-benar
superior yang hilang ditelan waktu. Semua negara kuno di benua Amerika
menuliskan Atlantis dalam peninggalan-peninggalannya.
0 komentar:
Posting Komentar