Timaeus hanya sedikit menyinggung soal Atlantis. Sedangkan Critias lebih banyak
mendeskripsikan Atlantis. Namun, Critias sepertinya belum diselesaikan oleh
Plato sehingga kita hanya mendapat sepenggal kisah Atlantis. Tapi paling tidak
cukup untuk mengambil pelajaran dari bangsa yang luar biasa ini.
Lokasi Atlantis
“Kekuatan ini
datang dari samudera Atlantik. Pada waktu itu, samudera Atlantik dapat dilayari
dan ada sebuah pulau yang terletak di hadapan selat yang engkau sebut
pilar-pilar Herkules. Pulau itu lebih luas dibandingkan dengan gabungan Libya
dan Asia dan pilar-pilar ini juga merupakan pintu masuk ke pulau-pulau lain di
sekitarnya, dan dari pulau-pulau itu engkau dapat sampai ke seluruh benua yang
menjadi pembatas laut Atlantik.
Laut yang ada di dalam pilar-pilar
Herkules hanyalah seperti sebuah pelabuhan yang memiliki pintu masuk sempit.
Namun laut yang di luarnya adalah laut yang sesungguhnya, dan benua yang
mengelilinginya dapat disebut benua tanpa batas.
Di wilayah Atlantis ini,
ada sebuah kerajaan besar yang memerintah keseluruhan pulau dan pulau lain
disekitarnya serta sebagian wilayah di benua lainnya” (Timaeus).
Asal mula bangsa Atlantis
“Sebelumnya aku telah berbicara mengenai
pembagian wilayah yang diadakan bagi para dewa dan bagaimana mereka tersebar ke
seluruh dunia dalam proporsi yang berbeda-beda. Dan Poseidon, menerima
bagiannya, yaitu pulau Atlantis.” (Critias).
“Di tengah-tengah pulau itu ada sebuah dataran yang
dianggap terbaik dan memiliki tanah yang subur. Di situ ada sebuah gunung yang
tidak terlalu tinggi di masing sisi-sisinya.
Karakteristik Tanah Atlantis
Poseidon lalu memecahkan tanah di sekitar bukit tempat tinggal Cleito sehingga
bukit itu terpisah dari dataran lain. Bukit itu sekarang dikelilingi oleh laut
yang berbentuk lingkaran. Poseidon membuat dua bagian daratan seperti ini
sehingga jumlahnya menjadi dua daratan yang dikelilingi tiga wilayah perairan.”
(Critias).
“Masing-masing daratan memiliki sirkumferen yang berjarak sama dari tengah
pulau tersebut. Jadi tidak ada satu orang dan satu kapalpun yang dapat mencapai
pulau itu. Poseidon lalu membuat dua mata air di tengah-tengah pulau, satu air
hangat dan satu lagi air dingin. ia juga membuat berbagai macam makanan muncul
dari tanah yang subur.” (Critias).
Nenek Moyang Bangsa Atlantis
“Poseidon dan Cleito memiliki lima pasang anak kembar laki-laki. Ia lalu
membagi pulau Atlantis menjadi sepuluh bagian. Ia memberikan kepada anak tertua
dari pasangan kembar pertama tempat kediaman ibu mereka dan wilayah yang
mengelilinginya yang merupakan tanah terluas dan terbaik. Ia juga menjadikannya
raja atas saudara-saudaranya.
Poseidon memberi nama anak itu Atlas.
Dan karenanya seluruh pulau dan samudera itu disebut Atlantik.” (Critias).
Kemakmuran Bangsa Atlantis
“Tanah Atlantis
adalah tanah yang terbaik di dunia dan karenanya mampu menampung pasukan dalam
jumlah besar.” (Critias).
“Tanah itu juga mendapatkan keuntungan dari
curah hujan tahunan, memiliki persediaan yang melimpah di semua tempat.”
(Critias).
“Orichalcum bisa
digali di banyak wilayah di pulau itu. Pada masa itu Orichalcum lebih berharga
dibanding benda berharga apapun, kecuali emas. Di pulau itu juga banyak
terdapat kayu untuk pekerjaan para tukang kayu dan cukup banyak persediaan
untuk hewan-hewan ternak ataupun hewan liar, yang hidup di sungai ataupun
darat, yang hidup di gunung ataupun dataran. Bahkan di pulau itu juga terdapat
banyak gajah” (Critias).
Struktur Masyarakat Atlantis
“Pada masa itu,
wilayah Atlantis didiami oleh berbagai kelas masyarakat. Ada tukang batu,
tukang kayu, ada suami-suami dan para prajurit. Bagi para prajurit, mereka
mendapat wilayah sendiri dan semua keperluan untuk kehidupan dan pendidikan
disediakan dengan berlimpah. Mereka tidak pernah menganggap bahwa kepunyaan
mereka adalah milik mereka sendiri. Mereka menganggapnya sebagai kepunyaan bersama.
Mereka juga tidak pernah menuntut makanan lebih banyak dari yang dibutuhkan.”
(Critias).
“Para prajurit ini tinggal di sekitar kuil
Athena dan Hephaestus di puncak bukit. Di tempat itu mereka kemudian membuat
pagar untuk melindungi tempat itu. Di sebelah utara, mereka membangun ruangan
untuk makan di musim dingin dan membuat bangunan-bangunan yang dapat digunakan
untuk kebutuhan bersama.” (Critias).
“Mereka tidak memuja emas dan perak karena bagi
mereka, semua itu tidak ada gunanya. mereka juga membangun rumah sederhana
dimana anak-anak mereka dapat bertumbuh.” (Critias).
"Inilah cara mereka hidup, mereka menjadi
penjaga kaum mereka sendiri dan menjadi pemimpin bagi seluruh kaum Helenis yang
dengan sukarela menjadi pengikut mereka. Lalu mereka juga menjaga jumlah
perempuan dan laki-laki dalam jumlah yang sama untuk berjaga-jaga bila terjadi
perang. Dengan cara inilah mereka mengelola wilayah mereka dan seluruh wilayah
Hellas dengan adil. Atlantis menjadi sangat termashyur di seluruh Eropa dan
Asia karena ketampanan dan kebaikan hati para penduduknya.” (Critias).
Teknologi Atlantis
“Mereka membangun
kuil, istana dan pelabuhan-pelabuhan. Mereka juga mengatur seluruh wilayah
dengan susunan sebagai berikut : pertama mereka membangun jembatan untuk
menghubungkan wilayah air dengan daratan yang mengelilingi kota kuno. Lalu
membuat jalan dari dan ke arah istana. Mereka membangun istana di tempat
kediaman dewa-dewa dan nenek moyang mereka yang terus dipelihara oleh generasi
berikutnya. Setiap raja menurunkan kemampuannya yang luar biasa kepada raja
berikutnya hingga mereka mampu membangun bangunan yang luar biasa besar dan
indah.” (Critias).
“Dan mereka membangun sebuah kanal selebar 300
kaki dengan kedalaman 100 kaki dan panjang 50 stadia (9 km). Mereka juga
membuat jalan masuk yang cukup besar untuk dilewati bahkan oleh kapal terbesar
dan Lewat kanal ini mereka dapat berlayar menuju zona terluar.” (Critias).
Kehancuran
“9.000
tahun adalah jumlah tahun yang telah berlangsung sejak perang yang terjadi
antara mereka yang berdiam di luar pilar-pilar Herkules dengan mereka yang
berdiam di dalamnya. Perang inilah yang akan aku deskripsikan.” (Critias).
“Pasukan yang satu dipimpin oleh kota-kota Athena.
Di pihak lain, pasukannya dipimpin langsung oleh raja-raja dari Atlantis, yaitu
seperti yang telah aku jelaskan, sebuah pulau yang lebih besar dibanding
gabungan Libya dan Asia, yang kemudian dihancurkan oleh sebuah gempa bumi dan
menjadi tumpukan lumpur yang menjadi penghalang bagi para penjelajah yang
berlayar ke bagian samudera yang lain.” (Critias).
“Banyak air bah yang
telah terjadi selama 9.000 tahun, yaitu jumlah tahun yang telah terjadi ketika
aku berbicara. Dan selama waktu itu juga telah terjadi banyak perubahan. Tidak
pernah terjadi dalam sejarah begitu banyak akumulasi tanah yang jatuh dari
pegunungan di satu wilayah. Namun tanah telah berjatuhan dan menimbun wilayah
Atlantis dan menutupinya dari pandangan mata.” (Critias).
“Karena hanya dalam semalam, hujan yang
luar biasa lebat menyapu bumi dan pada saat yang bersamaan terjadi gempa bumi.
Lalu muncul air bah yang menggenang seluruh wilayah.” (Critias).
“Namun sesudah itu, muncul gempa bumi dan banjir
yang dashyat. Dan dalam satu hari satu malam, semua penduduknya tenggelam ke
dalam perut bumi dan pulau Atlantis lenyap ke dalam samudera luas. Dan karena
alasan inilah, bagian samudera disana menjadi tidak dapat dilewati dan
dijelajahi karena ada tumpukan lumpur yang diakibatkan oleh kehancuran pulau
tesebut.” (Timaeus).
Pelajaran Dari Bangsa Atlantis
“Selama banyak generasi, karakter yang mulia hidup
di dalam diri mereka, mereka patuh kepada hukum dan memiliki ketertarikan yang
kuat kepada dewa. Mereka memiliki jalan hidup yang baik, menggabungkan
kelemahlembutan dengan kebijaksanaan di dalam berbagai aspek kehidupan dan
dalam hubungannya dengan sesam.” (Critias).
“Mereka tidak mau mengangkat senjata melawan
sesamanya, dan mereka akan segera bergegas menolong rajanya ketika ada usaha
untuk menggulingkannya. Mereka menolak segala kejahatan dan hanya melakukan
kebaikan. Mereka hanya menaruh sedikit perhatian untuk kehidupan mereka
sendiri. Mereka menganggap remeh harta benda emas dan perak yang sepertinya
hanya menjadi beban bagi mereka.” (Critias).
“Bahkan ketika mereka berkelimpahan di dalam
kemewahan, mata hati mereka tidak dibutakan olehnya. Mereka sadar bahwa
kekayaan mereka akan bertambah oleh perbuatan baik dan persahabatan antara satu
dengan yang lain yang juga disertai dengan penghormatan antara sesama.
Karakter-karakter semacam itu terus bertumbuh di antara mereka.” (Critias).
“Namun, karakter-karakter mulia tersebut mulai memudar
dan menjadi terlalu sering dikompromikan. Mereka bercampur dengan sifat-sifat
duniawi, dan sifat itu kemudian menjadi pengendali. Karena itu mereka tidak
mampu lagi menanggung kekayaan yang mereka miliki. Mereka mulai berperilaku
tidak sepantasnya dan mata mereka menjadi rabun karena mereka telah kehilangan
harta mereka yang paling berharga.” (Critias).
“Zeus, raja para dewa yang memerintah
berdasarkan hukum dan mampu melihat perbuatan-perbuatan jahat yang mereka
lakukan mulai mencanangkan hukuman bagi ras yang terhormat itu supaya mereka
dapat disadarkan dan dimurnikan. Lalu ia mulai mengumpulkan para dewa dari
tempat kediaman masing-masing. Setelah mereka semua berkumpul, Zeus berkata :
…………” (Critias).
Dan dengan kalimat itulah Critias berakhir, tidak terselesaikan. Jadi kita
tidak akan pernah tahu apa yang ingin dikatakan oleh Zeus. Tapi bahkan walaupun
buku ini tidak pernah terselesaikan, pengaruhnya terhadap umat manusia jauh
lebih besar dibandingkan dengan ribuan buku lainnya.
itulah
beberapa cerita mengenai dua bangsa yang hebat itu, tapi bagaimana bisa terjadi
peperangan nuklir yang sangat hebat itu??, untuk mengetahuinya silahkan simak
selanjutnya :
0 komentar:
Posting Komentar