Misteri peristiwa yang terjadi
beberapa tahun yang lalu, dan yang membuat gempar adalah nasib mujur kemunculan
kembali korban Kapal Laut Titanic yang masih hidup. Dua
orang korban musibah Kapal Titanic pada tahun 1912, tiba-tiba muncul dalam
keadaan masih hidup. Secara fisik mereka tidak berubah persis seperti semula.
Teori lorong waktu telah menjawabnya.
Seorang lagi korban musibah Kapal Titanic, Wenny Kathe yang berusia 29 tahun diselamatkan di atas gumpalan es Samudera Atlantik Utara pada tanggal 24 September 1990. Namun yang membuat orang terkejut adalah sejak dia hilang pada tahun 1912 hingga sekarang, tidak terlihat tanda-tanda tua sedikitpun juga. Dia ditemukan dan diselamatkan di atas gumpalan es 363 km barat daya Islandia. Kantor pelayaran telah menemukan daftar nama penumpang Kapal Titanic dan menegaskan keaslian identitas dirinya.
Smith,
kapten kapal Titanic dan penumpangnya Wenny Kathe adalah saksi hidup orang
hilang yang muncul kembali melalui lintasan lorong waktu. Oleh
karena mereka menghilang dan muncul kembali secara misterius, maka hal ini
sangat menarik perhatian orang banyak. Ilmuwan
Amerika Ado Snandick berpendapat, mata manusia tidak bisa melihat keberadaan
suatu benda dalam ruang lain, itulah obyektifitas keberadaan lorong waktu.
Dalam
sejarah, orang, kapal-kapal, pesawat terbang dan lain-lain sebagainya yang
hilang secara misterius seperti yang sering kita dengar di perairan Segitiga
Bermuda, sebenarnya adalah masuk ke dalam lorong waktu yang misterius ini. Dalam
penyelidikannya terhadap lorong waktu, John Buckally mengemukakan teori
hipotesanya sebagai berikut.
Pertama,
obyektifitas keberadaan lorong waktu adalah bersifat kematerialan, tidak
terlihat, tidak dapat disentuh, tertutup untuk dunia fana kehidupan umat
manusia, namun tidak mutlak, karena terkadang ia akan membukanya.
Kedua,
lorong waktu dengan dunia manusia bukanlah suatu sistem waktu, setelah memasuki
seperangkat sistem waktu, ada kemungkinan kembali ke masa lalu yang sangat
jauh, atau memasuki masa depan, karena di dalam lorong waktu tersebut, waktu
dapat bersifat searah maupun berlawanan arah, bisa bergerak lurus juga bisa
berbalik, dan bahkan bisa diam membeku.
Ketiga,
terhadap dunia fana (ruang fisik kita) di bumi, jika memasuki lorong waktu,
berarti hilang secara misterius, dan jika keluar dari lorong waktu itu, maka
artinya adalah muncul lagi secara misterius.
Disebabkan
lorong waktu dan bumi bukan merupakan sebuah sistem waktu, dan karena waktu
bisa diam membeku, maka meskipun telah hilang selama 3 tahun, 5 tahun, bahkan
30 atau 50 tahun, waktunya sama seperti dengan satu atau setengah hari. Dalam
ajaran Buddha terdapat satu bait penuturan: “Bagaikan sehari di kahyangan, tapi
rasanya sudah ribuan tahun lamanya di bumi, tampaknya memiliki makna kebenaran
yang sangat dalam.
0 komentar:
Posting Komentar